0 4 min 7 bulan

 

oleh Budi Kurniawan s. Amd. SH. (Advocat/Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia/Founder Forum Jasa Konstruksi Banyuwangi)

 

Dalam aliran riak politik yang mengalir di Banyuwangi, kita menjadi saksi pergeseran strategi yang menarik, membawa kita melihat jauh ke masa depan politik daerah ini. Sejarah dualisme dari Pilkada 2020, di mana figur petahana dari PDIP bersaing ketat dengan selisih elektoral yang tipis, kini kembali menghiasi panggung politik dalam Pilkada 2024. Bupati Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati Sugirah, keduanya berasal dari PDIP, kembali memasuki arena kontestasi, mencerminkan dinamika politik lokal yang terus berkembang.

 

Namun, lebih dari sekadar pertarungan politik lokal, peristiwa ini mencerminkan perubahan yang lebih dalam perspektif politik makro. Di balik layar kekuasaan nasional, terjadi pergeseran arus politik yang mengubah lanskap politik secara keseluruhan. Dominasi PDIP yang kuat pada tahun 2020 kini di tahun 2024 telah memberikan peluang bagi partai-partai lain untuk bersaing secara lebih kompetitif, menandai perubahan signifikan dalam strategi pemenangan yang diadopsi oleh setiap kubu politik baik partai Pro-Pemerintah atau partai Oposisi.

 

Jika pada tahun 2020, citra tokoh menjadi fokus utama, maka di Pilkada 2024, pintu strategi politik terbuka lebih lebar, dengan mempertimbangkan konsolidasi mesin partai dan kerjasama antarpartai.

 

Fenomena ini tidak hanya mencerminkan evolusi dalam dinamika politik lokal, tetapi juga menggambarkan pergeseran paradigma politik yang lebih luas, di mana strategi yang efektif membutuhkan kolaborasi lintas partai.

 

Namun, di balik retorika politik yang seringkali rumit, tersembunyi harapan yang teguh akan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Pilkada Banyuwangi 2024 bukan hanya sekadar pertarungan kekuasaan, tetapi juga tentang bagaimana strategi pasca-pemilihan akan membangun kerjasama yang harmonis dengan pemerintah pusat, dengan tujuan utama mencapai kesejahteraan bersama.

 

Pentingnya memanfaatkan masa DEMOGRAFI untuk elektoral dan mempersiapkan Generasi Muda millennial dan Gen-Z menjadi pilar penting dalam menatap masa depan,ya fakta hari ini justru menegaskan bahwa rival Rezim lama memenangkan kontestasi pilpres yaitu dengan menempatkan seorang PRABOWO SUBIANTO sebagai Presiden terpilih dengan “KUNCI” kemenangan ada pada Wakilnya GIBRAN RAKABUMING RAKA sebagai wakil figur ketokohan JOKOWI dan strategi POLITIK elektoral dengan mengambil pemilih muda dalam masa DEMOGRAFI yaitu mengambil “HATI” pemilih muda Millenial dan Gen-z.

 

Dalam persaingan politik yang semakin ketat, keterwakilan generasi muda tidak hanya memberikan warna baru, tetapi juga membawa energi dan perspektif yang segar, yang menjadi modal penting dalam membangun sebuah Banyuwangi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

Kisah politik Banyuwangi adalah seperti sebuah drama yang terus berlanjut. Namun, di balik panggung politik yang ramai, tergambar jelas semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dalam kisah ini, setiap suara memiliki peran penting, dan setiap langkah strategis menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih besar.

 

Dengan harapan yang tertanam dalam setiap pilihan, mari kita sambut masa depan politik Banyuwangi dengan kepala tegak dan semangat pembangunan yang menyala-nyala. Masa depan yang kita harapkan bukan hanya menguntungkan elite politik, tetapi juga merangkul seluruh lapisan masyarakat, menciptakan Banyuwangi yang lebih makmur dan sejahtera untuk semua. (CWW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.