0 3 min 11 bulan

FORJASIB-Beijing : China telah mengakhiri latihan militer selama dua hari yang digelar di sekitar pulau Taiwan. Latihan ini dilaporkan sebagai salah satu yang terbesar yang pernah dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di wilayah tersebut, melibatkan operasi laut, udara, dan darat dengan ribuan personel dan berbagai peralatan militer canggih.

Dimulai pada 23 Mei, latihan ini berlangsung tiga hari setelah pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te, yang pidatonya dikecam oleh China sebagai “pengakuan kemerdekaan.” China menganggap Lai sebagai “separatis berbahaya” dan menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya.

Pada Jumat malam, presenter di saluran berita militer pemerintah CCTV-7 mengumumkan bahwa tentara China telah “berhasil menyelesaikan” operasi yang diberi nama “Pedang Gabungan-2024A”. Latihan ini mencakup wilayah perairan dan udara di sekitar Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Laut Filipina, dengan tujuan mensimulasikan skenario serangan amfibi, operasi pendaratan, dan pertahanan udara.

Pada Sabtu (25/5), Taipei menyebut latihan militer China ini sebagai “provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional.” Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kepresidenan Lai, Karen Kuo, menegaskan bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan adalah “berkaitan dengan kepentingan bersama komunitas internasional.” Dia menambahkan bahwa provokasi sepihak China tidak hanya merusak status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi juga memicu kekhawatiran dan kecaman serius dari komunitas internasional.

Kuo juga menyatakan harapannya agar “China akan mempertimbangkan keselamatan dan kebahagiaan rakyat kedua belah pihak, mengupayakan keuntungan bersama, hidup berdampingan… menghentikan segala jenis intimidasi politik dan militer terhadap Taiwan dan wilayah tersebut”.

Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri dengan pemerintahan, militer, dan mata uang yang dipilih secara demokratis, menghadapi ancaman dari Beijing yang menyatakan tidak akan meninggalkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau tersebut di bawah kendalinya. Analis militer China mengatakan kepada kantor berita negara Xinhua bahwa kapal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah “bergeser lebih dekat dari sebelumnya” ke pantai Taiwan selama latihan militer dua hari tersebut. Latihan ini juga melibatkan simulasi serangan yang menargetkan para pemimpin pulau itu serta pelabuhan dan bandaranya.

Menanggapi tindakan militer China, Kuo menyatakan bahwa “presiden dan tim keamanan nasional telah memahami sepenuhnya situasi ini” dan meminta masyarakat untuk “tetap tenang”. Pemerintah Taiwan berkomitmen untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses