
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus Kejagung) Febrie Adriansyah. Beredar pemberitaan yang menyebut Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri diduga menguntit Febrie, beberapa waktu lalu.
FORJASIB-Jakarta: Insiden penampakan drone di atas Gedung Kartika, Kejaksaan Agung, Jakarta, pada Selasa (21/5/2024), memicu peningkatan pengamanan yang signifikan. Insiden ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB dan langsung menggerakkan para jurnalis menuju lapangan di depan gedung tersebut.
Awalnya, hari itu berjalan normal. Setelah salat Ashar hingga menjelang maghrib, pejabat Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Agung masih melayani wartawan untuk memberikan update perkembangan kasus-kasus besar.
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah, bersama Direktur Penyidikan dan Kasubdit Tindak Pidana Korupsi serta Tindak Pidana Pencucian Uang, menjawab pertanyaan media dalam suasana santai dan bersahabat.
Namun, suasana berubah menjadi tegang ketika beberapa petugas keamanan bergerak ke arah lapangan depan Gedung Kartika setelah menerima laporan tentang adanya drone yang terbang di atas gedung.
Identitas drone tersebut belum diketahui karena hanya terlihat beberapa detik. Tim penembak drone segera disiagakan dengan empat orang berbaju hitam lengkap dengan alat penembak drone berjaga di sekitar lapangan dekat parkiran Gedung Utama.
Selain itu, sejumlah petugas keamanan di gerbang belakang (Jalan Bulungan) mengenakan rompi hitam. Dua mobil Polisi Militer (PM) juga terlihat parkir di depan gerbang, berbeda dari hari-hari biasanya. Pengamanan di Kompleks Kejaksaan Agung diperketat dengan tambahan personel dari berbagai kesatuan militer, termasuk beberapa anggota Marinir Angkatan Laut.
Sekitar pukul 22.40 WIB, empat mobil hitam yang diduga dari Brimob melintas di depan gerbang Kejaksaan Agung di Jalan Bulungan. Mereka sempat berhenti dan membunyikan strobo. Insiden ini mirip dengan malam sebelumnya, Senin (20/5/2024), ketika rombongan mobil pengurai massa (Raisa) Brimob lengkap dengan motor trail melintas di depan Kejaksaan Agung sekitar pukul 23.00 WIB, meskipun pengamanan tidak seketat pada Selasa malam.
Selasa malam itu, setelah empat mobil yang diduga dari Brimob melintas, dua mobil PM yang sebelumnya parkir di sisi dalam gerbang langsung maju ke sisi luar gerbang. Pengamanan tambahan dari berbagai unsur, termasuk Polsek Kebayoran Baru, turut dikerahkan. Mobil-mobil mereka terlihat terparkir di pinggir jalan depan gerbang Kejaksaan Agung, dengan puluhan anggota tidak berseragam menyebar di sekitar Jalan Bulungan.
Kejaksaan Agung kemudian mengeluarkan pernyataan mengenai peningkatan pengamanan tersebut. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, menjelaskan bahwa peningkatan pengamanan adalah hal biasa ketika Kejaksaan Agung sedang menangani kasus besar.
Saat ini, Kejaksaan Agung sedang menangani beberapa kasus korupsi besar dengan kerugian negara yang signifikan, termasuk korupsi timah, impor gula, dan emas.”Kalau peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede. Eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan,” kata Ketut Sumedana pada Jumat (24/5/2024).
Mengenai drone yang melintas di atas Kejaksaan Agung hingga memerlukan penembak drone, Ketut menyatakan bahwa itu adalah hal biasa. “Mungkin drone yang mutar beberapa kali ya biasalah kita. Itu kan kantor negara atau pemerintah. Pengamanan harus bagus,” katanya.
Ketut juga membantah adanya keterkaitan antara peningkatan pengamanan dengan insiden yang diduga menimpa Jampidsus Febrie Adriansyah, yang kabarnya diikuti oleh sejumlah orang yang diduga anggota Densus 88 Polri saat makan malam di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan. “Saya saja enggak ngerti itu. Jampidsus enggak apa-apa kok. Biasa aja. Semua berjalan seperti biasa. Pengamanan itu hal yang biasa kalau eskalasi penanganan perkaranya banyak,” ujarnya.(admin)